Kamis, 08 Oktober 2015

Materi Sabuk Orange

MATERI SABUK ORANGE

I. Tendangan
1. Tendangan Kuku Garuda 1 (Gajul Terbang)
2. Tendangan Kuku Garuda 2 (Te Terbang)
3. Tendangan Kuku Garuda 3 (Sabit Terbang)
4. Tendangan Kuku Garuda 4 (Gajul Dobel)
5. Tendangan Kuku Garuda 5 (Te Samping Terbang)
6. Tendangan Kuku Garuda 6 (Belakang Terbang)


II. Lemparan/Bantingan
1. Lemparan Seoi-nage
2. Lemparan Uru-nage
3. Lemparan Soto maki komi
4. Lemparan Tamoe-nage

III. Jatuhan
Merangkai gerakan jatuhan :
- Jatuh depan, rol depan, jatuh samping kiri+kanan
- Jatuh belakang, rol belakang – kip stand
- Jatuh jembatan – kip stand – rol rem
- Jatuh rol kip – lenting kanan + kiri
- Jatuhan baling-baling (roda berputar)
- Jatuhan guling searah kanan – kiri

IV. Sikap Dasar
Sikap Dasar ada 8
(lanjutan sikap dasar sabuk putih)

V. Kuda-kuda Dasar
Kuda-kuda dasar 1 – 12

VI. Randore Berpasangan

VII. Komite Berpasangan

VIII. Perkelahian Bawah Berpasangan

Materi Sabuk Hijau

MATERI SABUK HIJAU

I. Tendangan
1. Tendangan Kuku Garuda III/Sabit terbang
2. Tendangan Kuku Garuda IV/Gajul terbang dobel

II. Lemparan/Bantingan
1. Lemparan Morote Sionange
2. Lemparan Hane-goshi
3. Lemparan Hiza-gurima
4. Lemparan Deashi harai

III. Jatuhan
1. Jatuhan Lenting
2. Jatuhan Lenting Depan
3. Jatuhan Rol Keep
4. Jatuhan Roda berputar/Baling-baling
IV. Kuda-kuda Dasar
Kuda-kuda dasar sampai 12
(Lanjutan sabuk putih dan kuning)

V. Kata
Kata 1 Bagian A 9 hitungan
Bagian B 9 hitungan
Bagian C 9 hitungan
Bagian D 9 hitungan

VI. Self Defence/Grip
1. Di cekik dari kiri dan kanan
2. Dekap depan posisi tangan bebas dan terikat
3. Dekap belakang posisi tangan bebas dan terikat
4. Dipiting dari depan dan belakang
5. Dipiting dari samping kiri dan kanan

Materi Sabuk Kuning

MATERI SABUK KUNING

I. Pukulan
1. Pukulan Tusuk dua jari
2. Pukulan Kibasan
3. Pukulan Batang besi/punggung lengan atas
4. Pukulan Naga/punggung lengan bawah
5. Pukulan Agiochi/punggung tangan


II. Tangkisan
1. Tangkisan Tangkapan
2. Tangkisan Buang Atas
3. Tangkisan Buang Bawah
4. Tangkisan Putaran Kait

III. Tendangan
1. Tendangan Sirkel
2. Tendangan Kelinci
3. Tendangan Be/tendangan kuda
4. Tendangan Kuku Garuda I/Gajul terbang
5. Tendangan Kuku Garuda II/Te terbang

IV. Lemparan/Bantingan
1. Lemparan Uchingare
2. Lemparan Ko-uchi-ngare
3. Lemparan Harai-goshi
4. Lemparan Uki-goshi

V. Jatuhan
1. Jatuhan Kipstand
2. Jatuhan Lompat Harimau dasar
3. Jatuhan Rol Rem

VI. Sikap Dasar
Sikap Dasar ada 8
(lanjutan sikap dasar sabuk putih)

VII. Kuda-kuda Dasar
Kuda-kuda dasar ada 8
(hitungan 9 siap)

VIII. Randore Tengah

IX. Komite Berpasangan

X. Self Defence/Grip
1. Jabatan tangan, tangan 1
2. Dipegang lengan 2, tangan 1
3. Dipegang lengan 2 dari depan dan belakang,
4. Jambak rambut dari depan dan belakang
5. Di cekik dari depan dan belakang.

Materi Sabuk Putih

MATERI SABUK PUTIH
I. Pukulan
Pukulan sabuk putih ada 5 :
1. Kepalan tangan/Sotochi
2. Tebakan dada
3. Tusuk 5 jari
4. Sodokan
5. Sisi tangan/Seken


II. Tangkisan
Tangkisan ada 6 :
1. Tangkisan Atas
2. Tangkisan Samping Atas
3. Tangkisan Bawah
4. Tangkisan Dalam
5. Tangkisan Gunting Atas
6. Tangkisan Gunting Bawah

III. Tendangan
Tendangan ada 3 :
1. Tendangan Gajul
2. Tendangan Te
3. Tendangan Sabit

IV. Lemparan/Bantingan
Lemparan ada 4 :
1. Lemparan Ungos/Ugoshi
2. Lemparan Teotos/Tai-o-toshi
3. Lemparan Sotongare/O-soto-gari
4. Lemparan Koosotongare/Ko-o-soto-gari

V. Jatuhan
Jatuhan ada 5 :
1. Jatuhan Depan
2. Jatuhan Belakang
3. Jatuhan Samping Kanan/Kiri
4. Jatuhan Rol Depan
5. Jatuhan Rol Belakang

VI. Sikap Dasar
Sikap dasar 1 sampai 4

VII. Kuda-kuda Dasar
Kuda-kuda Dasar ada 4
(sikap awal siap dan berakhir kembali siap)

VIII. Randore bawah

IX. Komite Bayangan

Jajaran Pelatih Jujitsu Kalimantan Timur

 Jajaran pelatih jujitsu Kalimantan Timur @kejurda jujitsu kalimantan timur


Jajaran pelatih dan asisten pelatih (penguji)

Ujian Kenaikan Tingkat Jujitsan Dojo Behempas 012 Samarinda
Tanggal 04 Oktober 2015





KMI-ISHIKAWA JUJITSU OPEN FIGHTING 2016 Champisonship


Oshhh.......
SIAPKAN DIRIMU UNTUK MENGHADIRI
KEJUARAAN JUJITSU ANTAR DOJO SE-INDONESIA KMI-ISHIKAWA SOETOPO OPEN 2016 X-FIGHTING CHAMPIONSHIP
Bontang, Kalimantan timur 15-17 january 2016
Free akomodasi
Free biaya pendaftaran
Memperebutkan Medali, official certifikat,atlet terbaik, piala juara umum, hadiah uang tunai jutaan rupiah!!!!

Oshhh.........

a-z Jujitsu

ILMU DASAR :

1. Tehnik Pengorbanan Bawah(cara jatuh) - Ukemi Waza



2. Tehnik Kuda kuda - Fuddodachi


3. Tehnik Memukul -  Suto Ricki
4. Tehnik Menangkis - Uke Waza


5. Tehnik Menendang - Keri Waza




6. Tehnik Melempar - Nage Waza


7. Tehnik Mengunci - Kanzetsu Waza


8. Tehnik Pembelaan Diri - Goshin Jutsu


9. Tehnik Pernafasan / Tenaga Dalam - Ki Waza
10. Tehnik Ketahanan Tubuh - Junbi Undo



II. KUALIFIKASI JU-JITSU


1. Kyu 6 - Sabuk Putih - Rokkyu



2. Kyu 5 - Sabuk Kuning - Gokyu


3. Kyu 4 - Sabuk Hijau - Yonkyu


4. Kyu 3 - Sabuk Oranye - Sankyu



5. Kyu 2 - Sabuk Biru - Nikkyu


6. Kyu 1 - Sabuk Coklat - Kkyu


7. Dan 1 - Sabuk Hitam Ikdan


8. Dan 2 - Sabuk Hitam - Nikdan

9. Dan 3 - Sabuk Hitam Sandan
10. Dan 4 - Sabuk Hitam Yondan
11. Dan 5 - Sabuk Hitam Godan
12. Dan 6 - Sabuk Merah Garis Putih - Rokydan
13. Dan 7 - Sabuk Merah Garis Putih Sichidan
14. Dan 8 - Sabuk Merah Garis Putih Hichidan
15. Dan 9 - Sabuk Merah - Kyudan
16. Dan 10 Sabuk Merah Judan



III. ETIKA PERGURUAN JU-JITSU


1 Sensei 先生 "Guru" : Penyebutan ini adalah penyebutan atau cara memanggil yang paling sering digunakan di semua seni bela diri jepang dan umumnya mengacu pada seseorang dari tingkat Sho-Dan (1st Dan) sampai San - Dan (3th Dan).

2 Shihan 師範 "Guru atau Guru Ahli" : Penyebutan Shihan berarti seseorang yang telah menguasai teknik-teknik dasar dan lanjutan serta prinsip-prinsip , konsep , dan teori pada masing-masing seni bela diri yang berasal dari Jepang . tingkatan ini tidak berarti bahwa orang ini telah berhenti belajar karena mereka tahu semua jawaban. Sebaliknya, mereka malah dianggap sebagai siswa yang paling serius dan berdedikasi dalam setiap teknik seni bela diri. Penyebutan ini umumnya mengacu pada seseorang dari tingkat Yon-Dan (4th Dan)

3 Doshi "Guru Pemimpin": Penyebutan ini kadang-kadang digunakan sebelum tingkatan Renshi

4. Renshi 連詩 "Guru Senior": Penyebutan ini adalah penyebutan yang Paling Sering digunakan dari pada penyebutan Doshi . Meskipun penyebutan Renshi ini tidak tergantung pada tingkatan Dan, namun penyebutan ini jarang diberikan kepada siapa pun di bawah pangkat Go - Dan (5th Dan).

5. Tasshi atau Tesshi "Master dari segala Guru atau pelatih" : Penyebutan ini awalnya digunakan sebagai pengganti penyebutan Kyoshi kepada master seni bela diri jepang. Namun saat ini, penyebutan ini terkadang digunakan antara tingkat Renshi dan Kyoshi oleh Dai -Nippon - Butoku - Kai.

6 Kyoshi " Master dari segala Master " : Penyebutan Kyoshi ini adalah yang penyebutan yang paling sering digunakan untuk memanggil atau menyebut master seni bela diri jepang . Meskipun penyebutan ini tidak tergantung pada sistem urutan tingkatan , namun hal ini jarang diberikan kepada siapa pun di bawah pangkat Roku -dan (6th Dan) & kebanyakan pada tingkatan Shichi -dan (7th Dan), penyebutan Kyoshi juga dipakai.

7 Hanshi 範士 : はんし "Master Senior" : Penyebutan ini adalah penyebutan tertinggi dari semua penyebutan diatas . Meskipun penyebutan ini tidak tergantung pada sistem tingkatan , namun hal ini jarang diberikan kepada siapa pun di bawah tingkatan Hachi - Dan (8th Dan)

sumber: unitedkosho
Baju Latihan disebut : Ju Jitsu Gi
Upacara Tradisi Perguruan : Ricki Undo Jutsu

Sumpah Ju-Jitsu :
a. Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Taat kepada orang tua
c. Sanggup menjaga nama baik Ju-jitsu
d. Bersifat satria dan jujur
e. Taat kepada pelatih.


Semboyan Ju-Jitsu
a. Berlatih Ju Jitsu demi kemanusiaan
b. Tidak boleh sombong
c. Melindungi yang lemah berdiri dipihak yang benar
d. Ju Jitsu digunakan hanya dalam keadaan terpaksa
e. Dalam latihan tidak ada tawa dan tangis.


mohon koreksi kalau ada yg salah hehehe

Sejarah Ju-Jitsu

Jujutsu (bahasa Jepang: 柔術, jūjutsu; juga jujitsu, ju jutsu, ju jitsu, atau jiu jitsu) adalah nama dari beberapa macam aliran beladiri dari Jepang. Tidaklah betul jika dikatakan bahwa Ju-Jitsu mengacu pada satu macam beladiri saja.
Jujutsu pada dasarnya adalah bentuk-bentuk pembelaan diri yang bersifat defensif dan memanfaatkan "Yawara-gi" atau teknik-teknik yang bersifat fleksibel, dimana serangan dari lawan tidak dihadapi dengan kekuatan, melainkan dengan cara "menipu" lawan agar daya serangan tersebut dapat digunakan untuk mengalahkan dirinya sendiri. Dari seni beladiri Jujutsu ini, lahirlah beberapa seni beladiri lainnya yang mempunyai konsep defensif serupa, yaitu Aikido dan Judo, keduanya juga berasal dari Jepang.
Jujutsu terdiri atas bermacam-macam aliran (Ryuha), namun pada garis besarnya terbagi atas dua "gaya", yaitu tradisional dan modern. Gerakan dari kedua macam "gaya" Jujutsu ini adalah hampir sama, namun jurus-jurus Jujutsu modern sudah disesuaikan dengan situasi pembelaan diri pada zaman modern, sedangkan jurus-jurus Jujutsu tradisional biasanya mencerminkan situasi pembelaan diri di saat aliran Jujutsu yang bersangkutan diciptakan. Sebagai contoh, Jujutsu yang diciptakan pada zaman Sengoku Jidai (sebelum Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada pertarungan di medan perang dengan memakai baju besi (disebut Yoroi Kumi Uchi), sedangkan yang diciptakan pada zaman Edo (sesudah Shogun Tokugawa berkuasa) menekankan pada beladiri dengan memakai pakaian sehari-hari (Suhada Jujutsu).
Teknik-teknik Jujutsu pada garis besarnya terdiri atas atemi waza (menyerang bagian yang lemah dari tubuh lawan), kansetsu waza/gyakudori (mengunci persendian lawan) dan nage waza (menjatuhkan lawan). Setiap aliran Jujutsu memiliki caranya sendiri untuk melakukan teknik-teknik tersebut di atas. Teknik-teknik tersebut lahir dari metode pembelaan diri kaum Samurai (prajurit perang zaman dahulu) di saat mereka kehilangan pedangnya, atau tidak ingin menggunakan pedangnya (misalnya karena tidak ingin melukai atau membunuh lawan).
Aliran Jujutsu yang tertua di Jepang adalah Takenouchi-ryu yang didirikan tahun 1532 oleh Pangeran Takenouchi Hisamori. Aliran-aliran lain yang terkenal antara lain adalah Shindo Yoshin-ryu yang didirikan oleh Matsuoka Katsunosuke pada tahun 1864, Daito-ryu yang didirikan oleh Takeda Sokaku pada tahun 1892, Hakko-ryu yang didirikan Okuyama Ryuho pada tahun 1942, dan banyak aliran lainnya.

(Barisan depamn dari kiri ke kanan): KATSUTA HIRATSUKA of Kagawa (Yoshin Ryu); KOJI YANO of Kumanoto (Takeouchi Ryu); JUSHIN SEKIGUCHI of Wakayama (Sekiguchu Ryu); HIDEMI TOTSKA of Chiba (Yoshin Ryu); JIGORO KANO of Tokyo (Kodokan Jiu-do); KUMON HOSHINO of Kumomoto (Shiten Ryu); TAKAYOSHI KATAYAMA of Kagawa (Yoshin Ryu); YAZO EGUCHI  of Kumamoto (Kyushin Ryu); MASAMIZU INAZU of Kyoto (Miura Ryu).

(Barisan belakang, dari kiri ke kanan): YOSHIMAKI YAMASHITA of Tokyo (Kodokan Jiu-do); HAJIMA ISAGAO of Kyoto (Kodokan Jiu-do); SAKUGIRO YOKOYAMA of Tokyo (Kodokan Jiu-do); SHUICHI NAGAOKA of Kyoto  (Kodokan Jiu-do); SHIKATARO TAKANO of Okayama (Takeouchi Ryu); MATAEMON TANABE of Himeiji (Fusen Ryu); KOTARO IMEI of Okayama (Takeouchi Ryu); HOKEN SATO of Kyoto (Kodokan Jiu-do); HIKOSABURO OSHIMA of Kagawa (Takeouchi Ryu); MOGICHI TSUMIYZU of Wakayama (Sekiguchi Ryu); KEHEI AOYAGI of Fukuoka (Sosuishi Ryu)

Jujutsu Tradisional dan Non-Tradisional

Di Indonesia, ada beberapa perguruan Jujutsu/Ju-Jitsu yang cukup populer. Di berbagai kota besar dapat dijumpai perguruan-perguruan Jujutsu/Ju-Jitsu, antara lain PORBIKAWA (Persatuan Olahraga Beladiri Ishikawa) yang didirikan oleh Murid Tunggal Master Yoshen Ishikawa yaitu Bp. Tan Sing Tjay (Soetikno)pada tahun 1949 dengan nama :Ishikawa Jiu Jitsu Club. Perguruan Jiujitsu Club Indonesia (JCI) yang didirikan oleh Bp. Ferry Sonneville pada tahun 1953, perguruan Institut Ju-Jitsu Indonesia (IJI) dengan pendiri-pendirinya: Drs. Firman Sitompul (DAN X) dan Prof Irjen Pol Drs. DPM. Sitompul, SH., MH (DAN X) pada tahun 1982, perguruan Goshinbudo Jujutsu Indonesia (GBI) yang didirikan oleh Bp. Ir. C.A. Taman M.Eng, Nanadan Renshi-Shihan dan Bp. Ben Haryo S.Psi, M.Si, Godan-Shihan pada tahun 1990-an, perguruan Take Sogo Budo yang didirikan oleh Bp. Hero Pranoto pada tahun 1995, dan perguruan Samurai Jujutsu Indonesia (SJJI) yang didirikan oleh Bp. Budi Martadi atau Efer martadi pada tahun 2000.
Perguruan PORBIKAWA, JCI, IJI dan Take Sogo Budo telah mengembangkan berbagai teknik beladiri baru yang disesuaikan dengan bangsa Indonesia, misalnya dengan mengkombinasikan teknik-teknik dari beladiri lain kedalam silabusnya dan menciptakan teknik-teknik baru yang lebih sesuai dengan situasi pembelaan diri di Indonesia. Sehingga disebut sebagai perguruan yang independen dan tidak terikat dengan tradisi dari negara asal Jujutsu (Jepang).
Pendekatan yang berbeda diambil oleh Perguruan Goshinbudo Jujutsu Indonesia (GBI) berafiliasi dengan JKF-Wadokai (beraliran Wado) dan Sekai Dentokan Renmei (beraliran Hakko-ryu) [1] sedangkan Samurai Jujutsu Indonesia (SJJI) berafiliasi dengan Ninpo Bujinkan Indonesia [2]. Kedua perguruan di atas beraliran Jujutsu tradisional/murni, karena gerakannya didasarkan pada teknik-teknik Jujutsu Jepang sesuai aslinya, tanpa perubahan atau inovasi lokal dari anggota-anggota yang ada di Indonesia. Di perguruan GBI misalnya, diajarkan waza (teknik) yang berasal dari Hakko-ryu Jujutsu, Wado-ryu dan Yoshin-ryu Jujutsu, Sedangkan di perguruan SJJI, diajarkan teknik dari Hontai Takagi Yoshin-ryu Jujutsu, Asayama Ichiden-ryu Jujutsu dan beberapa aliran lainnya. Karena itu kedua perguruan ini disebut sebagai Jujutsu tradisional atau "ortodoks".
Ciri khas Jujutsu tradisional antara lain adalah tidak memiliki format pertandingan/kompetisi, serta masih menjalin hubungan dengan hombu dojo (dojo induk) yang ada di negara asal Jujutsu, yaitu Jepang. Sedangkan Jujutsu modern (seperti Jiu-jitsu Brasil) biasanya menekankan pada pertandingan/kompetisi dan sudah tidak memiliki hubungan keorganisasian dengan negara asalnya (Jepang).
Beberapa orang ahli Jujutsu di luar Jepang ada yang mengembangkan aliran seni beladirinya sendiri, yang kemudian diberi nama Jujutsu untuk menjelaskan bahwa walaupun aliran tersebut diciptakan di luar Jepang, namun awalnya berasal dari beladiri Jepang. Beladiri Ketsugo Ju-Jitsu ( Jujutsu) misalnya, diciptakan sendiri oleh Prof. Harold Brosious dari USA setelah mempelajari Jujutsu Jepang dan melakukan berbagai pengembangan. Demikian juga dengan Small Circle Ju-Jitsu yang diciptakan oleh Prof. Wally Jay.

Perguruan Jujutsu di Indonesia

Ada banyak organisasi Jiu-Jitsu (Jujutsu) di Indonesia, dimana yang tertua adalah Jiujitsu Club Indonesia (JCI) yang didirikan oleh alm. Bp. Ferry Soneville pada tahun 1950. Bp. Soneville juga dibantu oleh Bp. M.A. Affendi dan beberapa ahli beladiri lainnya saat merintis perguruan dia. Perguruan ini sampai sekarang (2007) masih aktif dibawah pimpinan Bp. Prayitno, seorang pebeladiri senior yang sempat tinggal lama di Australia dan belajar dibawah bimbingan Mr. Jan de Jong, seorang murid langsung dari grandmaster Minoru Mochizuki.
Sebelum kemerdekaan Indonesia, yaitu pada masa penjajahan Belanda, tepatnya tahun 1920an, di Jawa Tengah ada tercatat perguruan Tsutsumi Hozan-ryu Jujutsu yang diasuh oleh keluarga Saito (Mr. Jan de Jong tercatat sebagai anggota perguruan ini), dan perguruan Jujutsu jalan Kranggan Surabaya yang diasuh oleh Mr. Isuki Watanabe. Namun kedua perguruan ini tidak aktif lagi semenjak perang dunia ke II, walaupun masih ada murid-murid perguruan tersebut yang tetap setia mengajarkan Jujutsu di luar Indonesia.
Selepas perang dunia ke II, beberapa tokoh Judo yang juga menguasai Jujutsu mengajarkan beladiri Jujutsu sebagai bagian dari teknik self-defense yang diajarkan kepada murid-murid Judo. Di antara guru-guru tersebut adalah Mr. Seichi Makino dan Mr. Dick Schilder, keduanya mengajarkan Jujutsu di Pulau Jawa.

Perguruan Jujutsu era-70 sampai sekarang

Pada era 1970an, beberapa orang pemuda Indonesia yang dulu berlatih di luar negeri dan kembali ke Indonesia turut meramaikan khasanah kekayaan seni beladiri Jujutsu di Indonesia, antara lain adalah Bapak C.A. Taman yang kemudian mendirikan perguruan Wadokai pada tahun 1972 dan turut membidani kelahiran perguruan Goshinbudo Jujutsu Indonesia (GBI) pada tahun 1997. C.A. Taman adalah satu-satunya putra bangsa Indonesia yang sempat berlatih langsung dengan grandmaster Hironori Otsuka, sang pewaris ke 4 dari aliran Shindo Yoshin-ryu Jujutsu dan pendiri aliran Wado-ryu Karate. Ben Haryo, yang sekarang menjadi instruktur kepala (wakil guru besar) untuk GBI, adalah murid langsung dia. Selain Ben Haryo, orang lain yang berjasa kepada perkembangan GBI adalah Saleh Jusuf, seorang ahli beladiri yang lama tinggal di Negeri Belanda, dan semasa tinggal disana sempat mempelajari Judo dari Mr. Willem Ruska (juara Olympiade), Jujutsu dari Mr. John Phillips dan Sambo (gulat Rusia) dari Mr. Chris Doelman.
GBI di Indonesia dikenal sebagai organisasi "kosmopolitan" karena sering menerima murid dari kalangan orang asing, dan berafiliasi dengan banyak guru besar Jujutsu yang berada di luar negeri. Nama-nama seperti Prof. George Kirby (American Jujutsu Association, USA), Prof. Harold Brosious (Ketsugo Jujutsu USA) dan Col. Roy Hobbs (Sekai Dentokan Renmei) masih tercatat sebagai anggota dewan penasehat GBI. Aliran Dentokan Aiki Jujutsu yang diajarkan oleh Col. Roy Hobbs, disebarkan di Indonesia oleh Bp. Ben Haryo, dan diajarkan sebagai salah satu aliran Jujutsu yang berada dalam ruang lingkup GBI Club.
Pada bulan Maret 2009, Col. Roy Hobbs mengutus Mr. Andy Roosen (DAN-5) untuk mengunjungi markas GBI di Jakarta dan melakukan seminar kecil untuk beladiri praktis (Goshin Jutsu dan Aiki Jujutsu), latihan gabungan, penyeragaman teknik dan perbandingan hasil riset, sekaligus merayakan ulang tahun GBI dan meresmikan GBI sebagai Dentokan Indonesia, dibawah pimpinan Ben Haryo sebagai pelatih resmi pertama di Indonesia, dan tercatat dalam sejarah sebagai murid pertama Col. Roy Hobbs di Asia Tenggara.
Col. Hobbs sendiri mempelajari seni beladiri Aiki Jujutsu tersebut dari guru besar Okuyama Ryuho (dari aliran Hakko-ryu) dan Irie Yasuhiro (dari aliran Kokodo-ryu) di Jepang pada tahun 1980an-1990an sampai dinobatkan sebagai Shihan (Master Instructor) oleh guru besar Ryuho Okuyama dan Menkyo Kaiden (sudah menamatkan seluruh pelajaran dalam perguruan) oleh guru besar Irie Yasuhiro.
Mulai tahun 2011, GBI Club juga mulai mengajarkan materi Jujutsu Gyakute-Do dibawah bimbingan guru besar Makoto Kurabe dari Jepang dan guru Steven Vaes (warga Belgia). [3]
PORBIKAWA-KARATEDO INDONESIA Selain nama-nama di atas, tidak dapat dilupakan keberadaan perguruan PORBIKAWA (Persatuan Olah Raga Beladiri Ishikawa) yang didirikan oleh murid langsung dari Master Yoshen Ishikawa, yaitu Bp. Tan Sing Tjay (Soetikno) pada tahun 1949 dengan nama perguruannya : " Ishikawa Jiu jitsu Club " di Surabaya. Selain Soetikno belajar ilmu tsb.di atas, memang sejak masa kanak-kanaknya telah menggemari ilmu silat ( Kun Tao ) sejak usianya baru 10 tahun, ia telah pula ikut-ikut belajar ilmu silat Kun Tao tsb dari 2 orang guru Kun Tao-nya dari aliran-aliran yang berbeda.
Menurut Soetikno, Ilmu Silat atau Ilmu beladiri tidaklah sempurna apabila orang hanya mampu membela diri dengan salah satu jenis aliran saja, oleh karena dalam suatu perkelahian tidak bakal hanya terjadi pukul-memukul atau bergumul belaka, melainkan akan terjadi segala bentuk gerakan tehnik perlawanannya, apakah itu pukulan, tendangan maupun pergumulan dsb.
Sejak berkembang pesatnya pada tahun 1963, maka club tersebut diubah namanya untuk menyesuaikan dengan isinya yang ada saat itu, maka dinamailah PORBIKAWA dari singkatan:Persatuan Olah Raga Beladiri Ishikawa, adalah pencantuman nama gurunya dengan mengingat jasa-jasanya yang pernah menganjurkan agar Soetikno belajar tehnik beladiri yang lain selain Jiu Jitsu, agar Soetikno lebih mendapat pandangan luas dalam bidang seni beladiri, karena ilmu yang manapun saja pasti akan terus berkembang tanpa hentinya seirama dengan kemajuan zaman.
Pada tahun 1972, PORBIKAWA mendapat undangan dari konggres PORKI (Belum FORKI) di Jakarta dan telah hadir 24 Aliran seni beladiri Karate se-Indonesia. Kongres itu telah berhasil membentuk suatu wadah besar Bernama Federasi OlahRaga Karate-Do Indonesia (FORKI)dan menampung seluruh aspirasi aliran dan PORBIKAWA berubah menjadi PORBIKAWA KARATE-DO INDONESIA hingga sekarang ini. Perguruan ini sampai sekarang masih eksis, dan berpusat di Surabaya.
Perguruan Jujutsu lainnya yang masih eksis di Indonesia adalah Take Sogo Budo yang dipimpin Hero Pranoto, dan KYUURAI yang dipimpin oleh Sensei Darmawan.Perguruan Kyuurai Jujitsu dirintis pertama kali di Gelanggang Generasi Muda Bandung tahun 2000. Berkembang di Universitas Katolik Parahyangan Bandung yang dirintis oleh Renshi Ichi-Dan Yosafat Tunjung, Bulungan, Jakarta Selatan, dirintis oleh Sempai Tagor Ricardo, Sempai Beverly Charles, dan Sempai Ira Hutabarat ,dikembangkan di Batamindo-Batam Kep.Riau dirintis oleh Dr. John Sulistiawan, bersama dengan Renshi Ichi-Dan Khufran Hakim Noor dan Rizka Billitania.Aliran Kyuurai menitik beratkan pada pemahaman dan filosofi gerak koshi no mawari yang langka.Dan sistem pengobatan yang berdasarkan pada Kokyu-ho dan pengaturan pola makanan dengan buah-buahan dan sayuran.
Selain itu tidak boleh dilupakan bahwa aliran Kushin Ryu Jujutsu yang diajarkan oleh Mahaguru Horyu Matsuzaki juga diajarkan sebagai bagian dari silabus perguruan Kushin Ryu M Karatedo Indonesia, oleh murid-murid dia yang berkebangsaan Indonesia, yaitu (alm) Bp. Alibasyah ayahhanda Bp. H. Sofyan Hambally dari Dojo Kopo Bandung. Sepeninggalnya Bp. Alibasyah, praktis tongkat pengembangan Kushin Ryu dilakukan oleh Shihan Sofyan Hambally. Saat ini, mantan Ketua Dewan Guru PP-KKI itu mengembangkan dan memfokuskan pelatihan jujitsu melalui wadah komunitas KUSHIN RYU JUJITSU INDONESIA (KJI)" bersama Sensei Arman Hidayat, Ketua Dewan Guru KKI Jawa Barat.
Dari tinjauan di atas dapat kita lihat bahwa di Indonesia ada cukup banyak perguruan seni beladiri Jujutsu dengan berbagai alirannya.
Seni beladiri Jujutsu di Indonesia belum mencapai kemajuan yang pesat dan mencapai popularitas seperti dialami oleh beladiri lainnya, karena di Indonesia belum ada wadah yang dapat menjadi ajang silaturahmi dan kerjasama semua perguruan Jujutsu yang ada, tidak seperti Pencak Silat yang dapat bersatu lewat IPSI nya dan Karatedo yang dapat bersatu lewat FORKI. Jika perguruan-perguruan Jujutsu yang berbeda-beda aliran di Indonesia dapat mencapai kata sepakat untuk membentuk suatu wadah persatuan dan kerjasama, dimana semua perguruan bisa duduk sebagai mitra yang sejajar dan saling menghormati, maka perkembangan beladiri Jujutsu di Indonesia tentu tidak akan kalah kemajuannya dengan olahraga beladiri Jepang lainnya.

IJI : Institut Jujitsu Indonesia

Salah satu perguruan Jujutsu di Indonesia yang cukup sukses dan berhasil memiliki anggota dalam jumlah besar adalah dari aliran Kyushin Ryu. Jiu-Jitsu aliran "Kyushin Ryu" yang kabarnya masuk ke Indonesia pada masa pergolakan Perang Dunia II (1942) di bawa oleh seorang tentara Jepang yang bernama Ishikawa. Karena itu Jiu-jitsu Indonesia (skrg. IJI-Institut Jiu-Jitsu Indonesia) dikenal dengan aliran I Kyushin Ryu.
Ishikawa kemudian mewariskan ilmunya kepada R. Sutopo (seorang ahli Silat dari BANTAR ANGIN Ponorogo) yang kemudian diturunkan kepada kelima muridnya yaitu Drs. Firman Sitompul(Dan X),Prof. Irjen(Pol)Drs. DPM Sitompul, SH, MH(Dan X), Drs. Heru Nurcahyo (Dan VIII), Drs. Bambang Supriyanto (Dan VI), dan Drs. Heru Winoto (Dan V). Kelima murid inilah yang menjadi cikal bakal tumbuh dan berkembangnya Jiu-Jitsu aliran IJI di Indonesia. Salah satu penerusnya adalah Drg. Poul DH Sitompul, M.M (Dan IV) yang langsung belajar dari kedua pamannya (Drs. Firman Sitompul, Dan X dan Prof. Irjen. Drs DPM Sitompul, SH., MH., Dan X)Perguruan IJI hanya mengajarkan aliran Ju-Jitsu hasil karya Raden Sutopo dan tidak mengajarkan aliran Ju-Jitsu lainnya. Sedangkan ilmu warisan dari Master Ishikawa yang sesuai bentuk aslinya diajarkan di perguruan PORBIKAWA yang sekarang masih eksis di Surabaya.
Untuk mengembangkan Jiu-Jitsu hasil karya Bp. Sutopo ini ke seluruh Indonesia maka kemudian pusat pengembangan Ju-Jitsu dipindahkan ke Jakarta. Di sinilah dibentuk suatu organisasi resmi dan berbadan hukum yang bernama " Institut Jiu-Jitsu Indonesia " disingkat " IJI ", tepatnya tanggal 8 Desember 1981.
Pada tahun itu juga saat diadakan demonstrasi bela diri Jiu-Jitsu aliran IJI di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) Jakarta, Jiu-Jitsu Indonesia aliran IJI berhasil mendapatkan surat penghargaan dari staf Kedutaan Besar Jepang, Mr. Keiji Iwasaki & Mr. Yuji Hamada.
Hingga saat ini Jiu-Jitsu aliran IJI telah masuk di POLRI dan juga di berbagai kesatuan militer seperti KOPASSUS, KOSTRAD, PASPAMPRES, MARINIR dll. Jiu-Jitsu juga dikembangkan di sekolah-sekolah, instansi-instansi pemerintah maupun swasta dan juga di perguruan tinggi.
Menurut para praktisi Jiu-Jitsu aliran IJI ini, Secarah harfiah kata Jiu atau Ju di dalam IJI berarti lentur atau fleksibel dan kata Jitsu atau Jutsu berarti teknik atau cara/metode. Maka Ju-Jitsu berarti bela diri yang fleksibel. Jiu-Jitsu IJI karena merupakan kombinasi bermacam-macam teknik dari berbagai sumber, maka ajarannya pun beragam; ada teknik keras ada juga teknik lembut/halus, ada teknik menyerang ada teknik bertahan, ada teknik menggunakan kekuatan fisik ada pula dengan tenaga dalam dan pernapasan, serta banyak teknik tangan kosong dan teknik menggunakan senjata. Apalagi para anggota IJI jika sudah mencapai sabuk hitam maka dianjurkan untuk meriset/mengembangkan sendiri teknik-teknik dasar IJI, termasuk juga dapat mengambil teknik dari beladiri lain, sehingga memperkaya perbendaharaan teknik di IJI.
Intinya Jiu-Jitsu versi IJI menghalalkan segala cara agar dapat menguasai lawan. Sehingga dapat dikatakan bahwa Jiu-Jitsu versi IJI adalah teknik bertarung bebas, jadi bukanlah sport. Akan tetapi dalam masa modern ini Jiu-Jitsu IJI juga mulai marak menggiatkan Sport Jiu-Jitsu sehingga muncul banyak sekali even-even pertandingan Ju-Jitsu IJI yang berskala Nasional. Oleh karena itu, IJI adalah pelopor pertandingan Sport Ju-Jitsu di Indonesia, yaitu pertandingan internal IJI sendiri (tidak diikuti oleh perguruan lain) dengan peraturan yang hanya berlaku untuk anggota IJI.
Adalah lazim bagi perguruan-perguruan Jujutsu yang independen untuk membuat peraturan pertandingan sendiri, karena belum ada badan dunia yang secara aklamasi dipilih oleh semua perguruan Jujutsu untuk mensyahkan peraturan yang disepakati bersama. Bahkan di negara-negara besar di dunia Internasional menggunakan standar nasionalnya masing-masing, misalnya di Amerika antara lain menggunakan standar American Jujutsu Association [www.americanjujitsuassociation.org] sedangkan di Eropa antara lain menggunakan standard European Budo Council [4]. Namun sejak tahun 1998 sudah mulai ada kemajuan yang signifikan dengan berdirinya Ju-Jitsu International Federation (JJIF).

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Jujutsu

JUJITSU DOJO BEHEMPAS 012 SAMARINDA

Sementara untuk perkembangan Jujitsu di Samarinda, khususnya pada Dojo behempas Gor Segiri Samarinda dan SDN 012 Ks.Tubun Samarinda, di bawa dan di mulai oleh jajaran pelatih Jujitsu Samarinda yang di gawangi oleh Saptoko, Dedi Widi, Dwie Kurnia, Fauzi Rahman dan Hadinata Cipto.
Pelatihan jujitsu Dojo Behempas 012 di bagi menjadi kelas anak-anak dan dewasa,
Dengan jadwal :
Anak-anak : Sabtu Sore Pukul 04.00 pm.
Dewasa      : Senin Malam Selasa pukul 08.00 pm
                    Rabu Malam Kamis pukul 08.00 pm
Lokasi        : Gedung Behempas Gor Segiri Samarinda